Perusahaan yang menerapkan e-bisnis secara B2B, B2C, C2C

B2B (Business to Business) merupakan transaksi bisnis yang dilakukan secara elektronik melalui jaringan internet, extranet, intranet, atau jaringan local. Perusahaan di Indonesia yang menerapkan konsep B2B :

PT Repex Wahana merupakan holding company yang menaungi beberapa anak perusahaan atau strategic business unit (SBU). Sebagai One Stop Logistics provider, PT Repex Wahana senantiasa menawarkan pelayanan yang berkesinambungan yang merupakan jawaban atas kebutuhan  pelanggan dewasa ini. Untuk mencapai hal tersebut, maka PT Repex Wahana melakukan re-brandingdengan tujuan menyatukan misi serta menyamaratakan  kualitas pelayanan yang seragam dari seluruh Strategic Business Unit.  PT Repex Wahana (http://www.rpxholding.com/), salah satu perusahaan jasa pengiriman (cargo) ternama di negara Indonesia, juga sukses menggarap segmen B2B. Saat ini 90% pelanggannya adalah perusahaan, sedangkan 10% individu atau retail. Kunci sukses perusahaan ini dalam menggarap pasar B2B adalah focus pada excellent product, memberikan excellent service, dan continuous improvement. Kegiatan inbound dan outbound ini harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan agar tidak terjadi kegagalan dalam pengiriman dokumen dan paket. Aktivitas pengiriman atas dokumen dan paket tersebut harus dalam kondisi yang aman, tepat waktu sampai ketempat tujuan, karena sesuai dengan visi dan misi dari RPX-APA.

PT Avesta Continental Pack (http://www.avesta.co.id) , sebuah perusahaan yang bergerak di bidang packaging untuk produk-produk industri farmasi, juga sukses di pasar B2B. Sekitar 70-80% perusahaan farmasi di Indonesia menjadi pelanggan tetapnya. Sang Presiden Direktur, Kuntoro W Nurtanio, menjelaskan ada 5 prinsip yang dijalankan perusahaannya. Yaitu prinsip 5R: right qualityright quantityright timeright price, dan right product. Selain itu value yang selalu diberikan adalah kredibilitas yang tinggi. PT Avesta tidak mau menerima perusahaan pemalsu obat & jamu yang tidak mengantongi izin resmi dari pemerintah menjadi kliennya. Peran sebagai konsultan packaging pun dijalankan juga. Sering mengundang dan diundang oleh pimpinan perusahaan klien untuk membahas soal packaging. Inovasi baru kemasan selalu dikomunikasikan kepada para pelanggan. Caranya baik secara korporat melalui gathering, seminar, atau rekreasi bersama para pelanggan. Juga secara personal dengan main golf atau tenis.

PT Asaba (Aneka Sakti Bakti) adalah sebuah perusahaan distribusi yang bergerak di bidang alat-alat tulis dan peralatan kantor dengan visinya: “Terkenal  sebagai perusahaan pemasaran yang inovatif di dalam mengembangkan usaha serta mencapai kepuasan pelanggan” dan misinya “ Senantiasa mengembangkan usaha dan citra perusahaan dengan mengutamakan kepuasan pelanggan.” Didukung dengan visi dan  misinya itu, PT Asaba dapat bertahan sampai saat ini dengan usia hampir 30 tahun, walaupun pada tahun 1998 PT Asaba sempat mengalami perampingan usaha karena krisis moneter yang melanda Indonesia. Selain bergerak di bidang pendistribusian alat-alat tulis dan perlengkapan kantor, PT Asaba juga bergerak di bidang: Office Automation (mesin binding, laminating, mesin fotocopi), aplikasi komputer, industri makanan dan plastik, produksi pensil, ballpoint, dan lain-lain.

PT Asaba (http://www.asaba-indo.com/), perusahaan distributor peralatan kantor, juga terbilang sukses dalam memasuki pasar B2B. Selain penyediaan alat-alat kantor, bahkan sekarang sudah berkembang juga di bisnis manajemen data, sistem keamanan, sistem survey, dll. dalam menggarap pasar B2B, Asaba menerapkan 7 langkah, yaitu: branding the people, brand architecture, audience identification, brand positioning, brand personality, dan consistent.

C2C (Consumer to Consumer) adalah model bisnis dimana konsumen bertransaksi langsung dengan konsumen lain.

Allianz  merupakan perusahaan finansial yang berbasis di MuenchenJerman. Allianz pertama kali berdiri tahun 1890. Produk utama perusahaan ini adalah asuransi. Dengan pendapatan €100 miliar pada tahun 2004, Allianz adalah perusahaan asuransi terbesar di Jerman, dan salah satu perusahaan asuransi terbesar secara internasional. PT Asuransi Allianz Utama Indonesia bergerak pada bidang asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan diri, properti, rekayasa, liability, kebakaran serta bencana alam, sedangkan PT Asuransi Allianz Life Indonesia bergerak pada bidang asuransi jiwa, kesehatan, employee benefit, serta dana pensiun dan saving. Perusahaan Allianz (http://www.allianz.co.id/) salah satu perusahaan asusransi di Indonesia. Yang tahun ini melakukan kampanye kepada pelanggannya untuk berpartisipasi dalam program C2C ini.

B2C (Business to Consumer) meliputi penjualan retail barang dan jasa kepada pembeli perorangan. Model bisnis dari B2C terjadi pada pelelangan, perusahaan penjual jasa, dan perusahaan retail online (e-tailing). B2C dapat membantu pengusaha kecil dan menengah karena dapat menyingkirkan perantara, menghemat biaya dan memberikan kemudahan, pertumbuhan bisnis lebih pesat daripada biaya yang harus dikeluarkan, dan adanya kebutuhan akan modal kerja yang lebih rendah dibandingkan dengan kasus bisnis konvensional sehingga harga dapat ditekan menjadi lebih murah. Perusahaan di Indonesia yang menerapkan konsep B2C :

Bhinneka.com merupakan salah satu toko online terbesar Indonesia yang didirikan pada tahun 1999 oleh Hendrik Tio, dengan nama legal PT Bhinneka  Mentari Dimensi (BMD). Penjualan Bhinneka.com didukung oleh berbagai macam outlet fisik dari Bhinneka.com yang tersebar luas di beberapa tempat di Jakarta sehingga dapat menjangkau tempat-tempat yang jauh dan memudahkan  pengiriman maupun pembelian secara langsung. Kini Bhinneka.com telah memiliki  7 outlet  yang tersebar di berbagai wilayah Jakarta dan berlokasi pusat di  Jl. Gunung Sahari Raya 73C #5-6, Jakarta Pusat. Produk-produk yang ditawarkan Bhinneka.com tidak hanya berupa komputer, perangkat hardware dan software serta aksesorisnya, tetapi juga ada kelengkapan fotografi, aneka gadget, hingga peralatan kantor. Pada saat ini Bhinneka.com sudah jauh berkembang dengan jumlah transksi online perharinya mencapai 400 transaksi, jumlah ini hanya sekitar 2% total kunjungan online perharinya. Sedikitnya jumlah pembelanja online ini karena masih banyak orang Indonesia yang masih lebih percaya transaksi offline.

PT. Bhinneka Mentari Dimensi (BMD) hanya memfokuskan bisnisnya menjadi distributor dari 1 merek PC di Amerika Serikat, yaitu Micron. Persaingan di bisnis PC pun kian tajam seiring makin gencarnya upaya yang ditempuh pelaku bisnis untuk mengefisienkan bisnisnya dengan menggunakan TI. Pola single distributorship yang sebelumnya banyak ditempuh pebisnis PC pun mulai ditinggalkan, mereka mulai menerapkan pola beragam merek sekaligus (multidistributorship), termasuk yang dilakukan PT. BMD.

Maka sejak tahun 1999, PT. BMD tidak lagi hanya mendistribusikan PC merek Micron, tapi juga merek lain seperti Compaq, HP ataupun IBM. Menjadi distributor banyak merek bukan tanpa masalah. Salah satu konsekuesi yang harus ditanggung adalah menyediakan banyak toko atau gerai agar aktivitas pemasaran berjalan dengan optimal. Hal ini menuntut perusahaan untuk memiliki teknik        e-marketing yang lebih baik sehingga pemasaran dapat dilakukan secara efektif dan efisien Untuk menghemat biaya, maka PT. BMD memanfaatkan Internet (www.bhinneka.com) sebagai saluran distribusi alternatif. Dengan website ini maka konsumen dapat mengetahui berbagai informasi mengenai  harga dan spesifikasi komputer, perangkat hardware dan software serta aksesorisnya, juga kelengkapan fotografi, aneka gadget, hingga peralatan kantor dan home electronic.

 

Strategi Pemasaran Melalui Internet

Pemasaran Internet atau e-pemasaran (bahasa InggrisInternet marketing atau e-marketing atau online-marketing) adalah segala usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media internet atau jaringan www. Kata e dalam e-pemasaran ini berarti elektronik (electronic) yang artinya kegiatan pemasaran yang dimaksud dilaksanakan secara elektronik lewat Internet atau jaringan syber. Dengan munculnya teknologi Internet dalam beberapa tahun ini, banyak istilah baru yang menggunakan awalan e-xxx, seperti halnya: e-surat, e-business,      e-gov, e-society, dll.

Banyak orang beranggapan bahwa pemasaran Internet adalah segala hal yang berhubungan dengan mencari uang di Internet, yang sebetulnya hal ini tidak benar. Perlu diketahui bahwa ratusan bahkan ribuan program mencari uang di Internet adalah kegiatan yang dilarang dan merupakan kecurangan alias penipuan yang hanya menguntungkan untuk orang-orang tertentu saja.

Kegiatan pemasaran Internet umumnya meliputi atau berkisar pada hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan produk periklanan, pencarian prospek atau pembeli dan penulisan kalimat-kalimat pemasaran atau copywriting. Pemasaran internet atau e-pemasaran ini secara umum meliputi kegiatan pembuatan desain web (web design), periklanan dengan menggunakan baner, promosi perusahaan lewat mesin pencari informasi (mesin pencari), surat elektronik atau e-surat (e-mail), periklanan lewat e-surat (email advertising), pemasaran afiliasi (affiliate marketing), advertensi interaktif (interactive advertising) dan lain-lain.

Garis besar strategi pemasaran online dapat dibagi menjadi 6 langkah, yang di singkat SISTEM:

1. S – Search and research. Melakukan proses pencarian dan riset ceruk pasar dan kompetitor Anda. Banyak sekali cara seorang marketer dapat mendapatkan pelanggan dari dunia maya. Ada yang memilih memakai jalan pintas dengan membeli iklan di situs-situs yang ramai pengunjung atau dari mesin pencari. Beberapa lebih suka membangun situs web dengan informasi yang membantu calon pembeli. Lalu melalui suatu proses mengkonversi prospek menjadi pelanggan. Situs-situs jejaring sosial seperti Facebook juga merupakan cara yang efektif untuk menjangkau pelanggan. Dengan jutaan orang yang aktif di sana setiap hari, banyak sekali transaksi yang terjadi akibat interaksi yang diawali dari situs tersebut. Tujuan langkah ini adalah mengetahui dari mana Anda dapat menjangkau prospek dan pelanggan. Bagi yang ingin memulai bisnis online, langkah ini melibatkan proses pencarian ceruk pasar. Tentu saja Anda juga ingin mengetahui apa yang dilakukan kompetitor. Riset sederhana dapat dilakukan dengan biaya yang relatif ekonomi.

2. I – Initiate strategy. Tentukan sistem dan strategi yang akan dipergunakan untuk menjangkau prospek dan pelanggan. Kebanyakan orang berpikir Internet marketing itu identik dengan situs web. Itulah permulaan dan akhir dari strategi Internet. Strategi pemasaran Internet berkembang sangat pesat sehingga informasi yang baru selalu diperlukan jika tidak ingin ketinggalan. Walaupun situs web masih menempati posisi inti, kenyataannya tidak harus dimulai dari sana. Contohnya saja, saya tahu ada banyak usaha mikro, kecil dan menengah yang langsung terjun dalam salah satu situs jejaring sosial. Ekspansi kemudian dilakukan setelah mereka berhasil di sana, atau merasakan manfaat dan potensinya yang memang sangat besar. Satu model yang baik adalah membangun situs web sebagai pusat dari segala aktifitas bisnis. Jejaring sosial dapat dipergunakan untuk mendatangkan pengunjung ke situs. Selain itu, masih banyak strategi mendatangkan pengunjung yang lain. Dan sekali lagi, semua diarahkan ke situs web agar dapat mencari tahu, memahami dan melakukan transaksi di sana.

3. S – Start content engine. Pergunakan berbagai konten untuk menarik orang kepada bisnis Anda. Konten masih merupakan materi penting dalam strategi pemasaran online, Karena semua orang ketika berselancar di dunia maya, mereka mencari konten dalam satu bentuk atau lainnya. Siswa/i dan mahasiswa/i mencari bahan untuk pekerjaan rumah atau makalah. Tenaga kerja mencari lowongan pekerjaan baru. Staf kantor dan profesional mencari jawaban atas masalah yang mereka hadapi. Ibu rumah tangga menggunakan Internet untuk menemukan resep masakan baru. Orang-orang juga mempergunakan media ini untuk mencari hiburan dalam bentuk lagu dan video. Kegiatan-kegiatan di atas adalah contoh kasus praktis yang dilakukan pengguna Internet sehari-hari. Bervariasi memang, tapi semuanya berpusat pada konten. Sedemikian pentingnya, seorang Internet marketer harus mengetahui bagaimana cara membuat dan mendistrusikan konten dengan baik. Strategi membuat konten tidak serumit yang dibayangkan kebanyakan orang. Dengan cara yang benar, dapat memenuhi situs dengan konten yang diinginkan.

4. T – Traffic. Mendatangkan pengunjung ke situs . Itu penting agar mempunyai gambaran mengenai keseluruhan prosesnya. Beberapa strategi yang populer termasuk:

a. Search engine optimization. Ilmu, teknik dan proses memposisikan halaman situs web di posisi yang tinggi di halaman pencarian untuk kata kunci yang dipakai prospek dan pelanggan.

b. Pay per click atau bayar / biaya per klik. Sistem periklanan yang diterapkan di Google salah satunya, di mana setiap kali iklan Anda diklik, membayar sejumlah uang. Strategi ini bekerja dengan baik untuk eksperimen dan jika telah memiliki proses penjualan yang baik.

c. Affiliate marketing. Strategi pemasaran di mana Anda menarik Internet marketer berpengalaman untuk menjadi rekan bisnis lepas. Anda dapat memutuskan untuk membayar mereka dalam bentuk komisi untuk setiap penjualan yang dihasilkan dari mereka (Cost Per Sale atau CPS), untuk setiap prospek (Cost Per Action atau CPA), ataupun untuk setiap klik (Cost Per Click atau CPC, Cost Per Mille atau CPM).

d. Media buying. Meliputi pembelian iklan untuk ditampilkan pada berbagai situs. Strategi ini dapat dikombinasikan sekaligus dengan teknik pemasaran di dunia nyata dalam bentuk pembelian iklan di radio, televisi dan media cetak.

e. Social media. Strategi ini naik daun pada beberapa tahun belakangan ini. Pada dasarnya ia meliputi interaksi langsung dengan pemirsa, prospek dan konsumen di situs media sosial.

6. Email marketing. Mempergunakan email sebagai sarana komunikasi menjangkau pemirsa. Dengan konten yang baik akan dapat menarik pengunjung kembali ke situs.

5.  E – Embrace relationship. Bina hubungan dengan pelanggan melalui berbagai kanal. Itulah sebabnya diperlukan suatu            metode agar dapat merangkul dan menuntun mereka melalui suatu proses. Jika dapat membuktikan bahwa memahami apa yang mereka lalui, mendemonstrasikan bahwa sanggup membantu mereka atau memiliki tawaran terbaik yang mereka cari. Website tidak dapat melakukan semua tugas dengan baik. Oleh sebab itu dibutuhkan email sebagai sarana komunikasi. Ada sistem yang mengizinkan Anda mengumpulkan nama dan alamat email prospek dan mengirimkan mereka informasi-informasi dengan teratur. Jadi tidak perlu khawatir bila suatu saat Anda akan memiliki seratus ribu bahkan sejuta orang dalam daftar prospek Anda, semuanya dapat ditangani dengan sistematis. Alternatif sarana yang dapat digunakan untuk membangun hubungan dengan prospek adalah media sosial. Di Facebook, Anda dapat berkomunikasi secara hampir real-time dengan mereka, berinteraksi, meminta pendapat, memberikan tips dan bahkan mengirimkan promosi dan informasi produk baru.

 6. M – Money. Strategi mendatangkan pendapatan dan keuntungan. Setelah memiliki pengunjung dan menghasilkan penjualan, salah satu langkah yang harus di lakukan adalah optimasi proses sehingga taraf konversi seseorang dari pengunjung ke prospek dan prospek ke pelanggan semakin tinggi. Jika awalnya dari 200 orang 1 membeli dan meningkatkannya menjadi 1 pembeli setiap 100 orang, maka teorinya, keuntungan akan berlipat ganda. Jadi, sampai ke langkah ini bukan berarti akhir dari kesemuanya. Seperti halnya bisnis, semua merupakan proses yang terus dilakukan, dan berpotensi dikembangkan dan dimajukan. Cara-cara eksperimen dan optimasi merupakan bidangnya tersendiri dan merupakan topik yang akan dikupas di kesempatan lain. Untuk sekarang, saya rasa semua ini cukup memberikan Anda ide tentang bagaimana mengembangkan strategi pemasaran Internet atau Internet marketing yang sukses.

 

Peluang dan Trend E-Business di masa mendatang

Walaupun secara umum trend yang terjadi terkait erat dengan kecenderungan perkembangan E-Business pada negara-negara lain di dunia, namun ada beberapa aspek yang unik terjadi di negara berkembang semacam Indonesia. Melalui berbagai kajian terhadap perkembangan E-Business yang terjadi sepanjang tahun, dapat disimpulkan berbagai kecenderungan yang dapat menggambarkan prospek E-Business di Indonesia antara lain :

Dilihat dari jenis E-Business, nampaknya perkembangan pemakaian alat-alat elektronik dan digital sebagai medium komunikasi dan relasi bisnis (digital relationship) jauh lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan cara yang sama untuk melakukan perdagangan atau transaksi jual beli (E-Commerce). Berdasarkan fenomena ini, prospek atau peluang bisnis nampak bagi perusahaan-perusahaan yang dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengimplementasikan berbagai jenis komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi digital yang terjadi pada backoffice. Sebutlah misalnya konsep backoffice semacam e-Procurement, e-Supply Chain, ERP, dan lain sebagainya yang pada prinsipnya dipergunakan perusahaan untuk meningkatkan kualitas komunikasi antara divisi maupun antara perusahaan dengan mitra bisnisnya. Kecenderungan meningkatnya jenis eBusiness ini didasarkan pada suatu riset yang mengatakan bahwa ternyata kurang lebih 40% dari biaya total perusahaan habis dialokasikan untuk mengurusi hal-hal yang berkaitandengan lalu lintas informasi secara konvensional.

Mudah menciptakan kebutuhan (demand creation) kepada kalangan generasi muda, dibandingkan dengan usaha untuk merubah pola hidup para generasi dewasa dan tua untuk mulai menggunakan berbagai teknologi informasi berbasis internet. Dengan kata lain, sukses terbesar lebih mudah diperoleh bagi mereka yang berkonsentrasi pada E-Business untuk menciptakan produk atau jasa yang dapat dijual kepada kalangan baru ini (net generation) karena teknologi informasi telah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup mereka. Jika perusahaan tetap ingin mencoba untuk menjual produk atau jasa kepada pasar lama (pengguna dewasa dan generasi lama), maka harus mencoba menggunakan medium teknologi konvensional untuk menjualnya, seperti melalui telepon atau faksimili. Contohnya adalah dengan menjual fasilitas jasa semacam chatting atau game kepada para mahasiswa dan remaja; sementara untuk para orang tua ditawarkan fasilitas SMS (Short Message System) melalui medium handphone.

Dengan adanya internet, ternyata yang paling banyak mengeruk keuntungan secara finansial bukanlah para pengguna individual (end users), melainkan sejumlah perusahaan yang membutuhkan berbagai informasi yang tersedia di internet sebagai bahan baku langsung maupun tidak langsung terhadap produk atau jasa yang diciptakan perusahaan tersebut. Contohnya yang telah mendatangkan industri tersendiri adalah penjualan ribuan CD (Compact Disc) yang berisi program-program gratis (freeware) yang dapat didownload dengan mudah dan cuma-cuma dari situs semacam www.download.com. Dengan dipergunakannya internet sebagai medium infomediary ini, maka jelas terbuka peluang bagi eBusiness yang dapat memberikan isi atau jenis data maupun informasi (content) yang eksklusif bagi yangmembutuhkan dan menjualnya dengan harga premium (semacam Reuters, AOL, atau Compuserve). Content yang dijual tersebut dapat diperjual-belikan dalam bentuk data mentah, maupun yang telah diolah menjadi informasi dan/atau knowledge yang memiliki value atau nilai tinggi.

Sejumlah teknologi pervasive computing (barang elektronik dengan teknologi digital dan mikroprosesor di dalamnya) yang mudah dibawa kemana-mana (mobile) akan secara luas dipasarkan. Yang belakangan ini telah menjadi trend adalah PDA (Personal Digital Assistant) atau Palm OS Organizer yang memungkinkan pengguna untuk melakukan hubungan langsung ke internet dan melakukan browsing dari alat-alat tersebut. Dengan kata lain, peluang eBusienss terbuka lebar bagi mereka yang bergerak pada penyediaan berbagai perlengkapan teknologi, hardware maupun software, yang berkaitan langsung dengan kebutuhan di atas. Sebutlah misalnya teknologi berbasis WAP (Wireless Application Protocols) akan menjadi primadona dalam waktu dekat ini; terlebih-lebih jika melihat geografis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

Dengan berpegang pada prinsip bahwa E-Business berkaitan erat dengan serangkaian aktivitas pencarian laba finansial (wealth maximization), maka pemerintah Indonesia akan mengikuti negara-negara maju lainnya dalam menerapkan prinsip-prinsip pengaturan (regulasi) E-Business yang kondusif. Seperti yang terjadi di Indonesia, E-Business akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pelaku bisnis yang mayoritas dipegang oleh industri swasta. Karena mekanisme peraturan akan sangat bergantung dan ditentukan oleh mayoritas pelaku bisnis, maka perusahaan-perusahaan yang sejauh ini bergantung pada perlindungan pemerintah harus mulai merubah strateginya. Dalam sebuah arena dimana peraturan akan ditentukan oleh pasar (self regulated market), maka peluang sukses terbesar hanya akan dimiliki oleh perusahaan-perusahaan E-Business yang benar-benar memiliki keuggulan kompetitif (competitive advantage) dibandingkan dengan para pesaingnya.

Dari sekian banyak perusahaan E-Business yang berkembang di tanah air, terbukti bahwa perusahaan yang sukses ternyata diraih oleh mereka yang mampu mengawinkan konsep traditional physical value chain (rangkaian proses bisnis konvensional) dengan virtual value chain (rangkaian proses bisnis virtual). Di mata pelanggan E-Business, ada tiga alur yang sangat penting, yaitu alur produk atau barang yang dibeli, alur informasi dokumen jual-beli, dan alur pembayaran transaksi. Dapat dilihat di sini bahwa alur produk atau barang biasanya ditangani oleh rangkaian proses bisnis konvensional (gudang dan distribusi), sementara untuk alur informasi dan pembayaran ditangani secara virtual (melalui internet).

Bahwa E-Business baru dapat berkembang jika komponen-komponen lain dalam lingkungan sistem   E-Business turut tumbuh dan berkembang secara serentak. Apa artinya jika sebuah komunitas internet yang besar dan kebutuhan transaksi E-Commerce yang tinggi misalnya, namun tidak bersamaan dengan kesiapan infrastruktur, ketersediaan hukum, dan jaminan keamanan yang memadai bagi para pelaku E-Business. Dengan kata lain, kesempatan berbisnis masih terbuka lebar bagi mereka yang dapat menutupi kekurangan perkembangan sistem E-Business secara keseluruhan ini, terutama yang menyangkut mengenai infrastruktur dan suprastruktur E-Business di Indonesia.

Pengenalan trend secara akurat dapat membantu analisa bisnis dan mempersatukan kebiasaan konsumen, mengurangi ketidakpastian, dan melihat kesempatan baru. Sebagai contoh,  Sam Walton, founder dari Wal-Mart, melihat meningkatnya trend self-service pada tahun 1960-an dan memanfaatkan hal tersebut sebelum yang lainnya. Pelanggan menginginkan pelayanan sendiri agar dapat membeli barang dengan harga rendah. Sebagai hasilnya, Wal-Mart mendapat kontribusi market share yang signifikan. Di saat yang sama, kurangnya tenaga kerja pada industri membuat toko-toko retail (kelontong) sulit mendapat dan mempertahankan pegawai yang baik. Pelayanan yang kurang memuaskan dan minimumnya pengetahuan produk dari pegawai retail mempercepat trend self-service pada konsumen. Pada saat sekarang, teknologi telah menggeser kekuatan ke konsumen.  e-Commerce telah merubah saluran yang sebelumnya digunakan oleh konsumen dan bisnis untuk membeli dan menjual barang dan jasa. Electronic channel atau e-channel menyediakan saluran kepada penjual untuk berinteraksi dengan konsumen global, kemampuan untuk beroperasi dengan infrastruktur minimal, mengurangi biaya pengeluaran tambahan, dan skala ekonomi yang lebih besar; konsumen, lebih luas dalam pilihan, kenyamanan, dan harga yang bersaing.

Beberapa perusahaan BUMN sudah mulai menerapakan e-bisnis di Indonesia untuk meningkatkan daya saingnya, antara lain:

PT. Pos Indonesia yang memiliki bentuk layanan yaitu : Electronic Postal Service (ePostal), Limited Communication Technology Services (eCom), Internet Content Dan Messaging Services, dan Community Acces Point (Warung Masif).

Bank Central Asia (BCA), Program sentralisasi sistem komunikasinya didukung oleh sistem telekomunikasi VSAT dan transponder. Dalam pembenahan ini, BCA meminta bantuan Accenture (dulu Andersen Consulting). Buahnya kini, sekitar 789 cabang sudah terintegrasi sistem TI-nya, dilengkapi dengan sekitar 2 ribu jaringan ATM yang memanfaatkan fasilitas VSAT.

Merpati Nusantara Airlines, Merpati kini memiliki Merpati Internet Reservation Access (MIRA) yang memungkinkan pelanggannya dapat melakukan reservasi setiap saat tanpa harus datang ke kantor Merpati. Untuk kebutuhan internal, Merpati akan membangun sistem terintegrasi yang menghubungkan antara bagian, seperti penjualan, promosi, pemasaran dan keuangan. Sementara eksternal selain akan dikembangkan layanan reservasi online, Merpati juga berminat mengembangkan e-Ticketing dane-Payment.

Garuda Indonesia juga memanfaatkan Internet untuk membangun situsnya yang memuat informasi baik berupa profile perusahaan maupun paket-paket wisata yang ditawarkannya. Pihak manajemen juga sedang mempersiapkan sistem online reservation yang akan disertakan dalam situs tersebut. Disamping itu, Garuda memanfaatkan Internet untuk dapat memperoleh umpan balik dari para konsumennya dengan menyediakan menu khusus yang diberi nama Feedback. Harapannya, melalui sistem itu, terjalin komunikasi aktif antara konsumen dengan pihak manajemen Garuda.

 

Produk yang potensial dan cocok dipasarkan melalui e-bisnis

Berdasarkan karakteristik produk, Internet memiliki banyak kelebihan dibanding media lainnya untuk berbagai tujuan pemasaran. Indonesia termasuk Negara yang masih kurang memanfaatkan Internet sebagai media pemasaran dibandingkan media lainnya, hal ini disebabkan selain karena masih rendahnya tingkat penggunaan Internet, juga masih terbatasnya penelitian tentang pemasaran yang menggunakan media Internet. Hasil penelitian pemasaran melalui Internet akan mampu memberi arahan tentang bagaimana metode pemasaran melalui Internet yang paling tepat untuk dilakukan di Indonesia. Model atau metode pemasaran hanya akan bisa diperoleh dengan terlebih dahulu mempelajari tentang bagaimana perilaku konsumen khususnya perilaku para pengguna Internet.

Tujuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai karakteristik produk yang paling banyak dicari oleh para pengguna Internet di Indonesia. Secara khusus penulis sangat ingin memahami perilaku pengguna Internet dalam hal pencarian produk di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi yang merupakan wilayah dengan jumlah pemakai Internet terbesar di Indonesia.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Asia Foundation tentang penggunaan Internet oleh perusahaan kecil dan menengah di Philipina, Thailand dan Indonesia menunjukkan empat pola penggunaan Internet, salah satunya adalah Internet lebih banyak digunakan untuk promosi dibandingkan penjualan online atau e-commerce (Andam, 2003). Fakta yang menunjukkan bahwa promosi lebih utama dibandingkan e-commerce di Indonesia memberikan kesempatan besar bagi para pengiklan untuk semakin meningkatkan pemasangan iklan di Internet. Untuk kondisi di Indonesia, produk yang sesuai dipasarkan melalui Internet adalah produk yang sesuai untuk segmen berpendidikan tinggi. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik produk yang sesuai untuk dipasarkan melalui Internet di Indonesia adalah :

1) Produk elektronik

2) Produk yang berkaitan dengan Internet

3) Produk otomotif

4) Surat kabar.