Banyak usaha kecil (UKM) yang ada dan berkembang di Indonesia, namun mengapa banyak juga UKM yang gulung tikar (bangkrut), dan jelaskan bagaimana perkembangan UKM di Indonesia bila dibandingkan dengan UKM di negara-negara ASEAN?

UKM atau usaha kecil menengah adalah entitas usaha yang mempunyai atau memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. UKM memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sector tradisional maupun modern,namun sebagian besar berbentuk usaha kecil yang bergerak di sector pertanian. Dalam menjalankan UKM tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, namun UKM juga menghadapi persaingan yang semakin ketat, karena semakin terbukanya pasar di dalam negeri, semakin banyaknya barang dan jasa yang berasal dari luar negeri sebagai dampak terjadinya era globalisasi.

UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru, UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Saat ini,UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia.

 

Dengan adanya UKM menyebabkan PDB ( Produk Domestik Bruto ) terus meningkat setiap tahunnya. Kondisi UKM tetap rawan karena keberpihakan bank yang rendah, pasar bebas yang mulai di buka serta terbatasnya kebijakan yang mendukung sector usaha kecil. Upaya pengembangan UKM dengan mensinergikannya dengan industry besar melalui pola kemitraan, juga akan memperkuat struktur ekonomi baik nasional maupun daerah.

Adapun masalah yang dihadapi oleh sector UKM adalah kurangnya permodalan yang diperlukan untuk mengembangkan satu unit usaha. Karena UKM dalah usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, maka hanya mengandalkan modal dari pemilik. Pinjaman dari bank sangat sulit didapatkan karena banyaknya persyaratan administratif. Selain modal masalah yang di hadapi UKM adalah sumber daya manusia yang terbatas dari segi pendidikan formal, maupun pengetahuan dan keterampilan. Dan masalah yang terakhir yaitu lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar usaha kecil yang mempunyai jaringan usaha yang sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif.

Peranan UKM dalam perekonomian nasional diakui sangat besar dilihat dari kontribusi UKM terhadap lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi pedesaan dan sebagi penggerak peningkatan ekspor manufaktur atau non migas. Krisis moneter yang pernah terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa UKM relatif lebih bertahan dari pada usaha skala besar yang banyak mengalami kebangkrutan.

Agar  UKM di Indonesia dapat berkembang sesuai yang di harapkan sangat diperlukan kebijakan dari pemerintah seperti menciptakan kondisi yang kondusif untuk mendorong perkembangan UKM , melakukan investasi dalam infrastruktur tradisional dan teknologis, mengembangkan daya tarik bagi investasi asing langsung, desentralisasi politik dan ekonomi di tingkat provinsi dan kabupaten dan masih banyak lagi kebijakan pemerintah yang lainnya terutama mempermudah perijinan usaha.

UKM di negara berkembang, seperti di Indonesia, sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan perdesaan, serta masalah urbanisasi. Perkembangan UKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut di atas.

Karakteristik UKM di Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh AKATIGA, the Center for Micro and Small Enterprise Dynamic (CEMSED), dan the Center for Economic and Social Studies (CESS), adalah mempunyai daya tahan untuk hidup dan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kinerjanya selama krisis ekonomi. Hal ini disebabkan oleh fleksibilitas UKM dalam melakukan penyesuaian proses produksinya, mampu berkembang dengan modal sendiri, mampu mengembalikan pinjaman dengan bunga tinggi dan tidak terlalu terlibat dalam hal birokrasi.

Keberadaan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia sangat strategis dalam rangka peningkatan perekonomian. Hal ini terlihat dari jumlah tenaga kerja disektor itu. Ketangguhan UKM telah terbukti sebagai jaring pengaman perekonomian di saat perusahaan besar banyak yang gulung tikar. Untuk itu pengembangan UKM di Indonesia ini perlu mendapat perhatian yang lebih serius dalam rangka peningkatan kemampuan pengusaha untuk bersaing pada pasar regional dan internasional.

Tantangan yang di hadapi pengusaha UKM saat ini sangatlah berat karena persaingan semakin ketat disebabkan oleh masuknya produk-produk luar negeri khususnya Cina, Jepang dan Korea. Situasi ini di pengaruhi oleh tingginya minat konsumen untuk membeli produk tersebut karena mutu dan kualitas dan harga yang lebih murah. Selain produk-produk yang baru, barang-barang bekas yang setengah pakai masih sangat disukai oleh para konsumen di Indonesia.  Fenomena ini menjadi sangat meyakinkan kita konsumen bahwa produk dari luar tersebut lebih baik dilihat dari kualitas, harga dan daya jangkau masyarakat. Di lain pihak kenyataannya bahwa produk-produk yang di jual UKM di Indonesia kurang mendapat respon oleh masyarakat.

Kekhawatiran akan semakin beratnya tantangan yang di hadapi pengusaha UKM dapat dilihat dari sulitnya para UKM  memasarkan hasil produknya mereka. Kondisi ini mengakibatkan menurunnya volume penjualan yang berdampak kepada tidak mampunya UKM untuk menambah tenaga kerja bahkan ada beberapa UKM yang melepaskan tenaga kerjanya karena mereka tidak mampu dari segi peralatan, daerah pemasaran, diversivikasi produk, serta pemberian upah. Keadaan ini memeperjelas bahwa perlu di ketahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan UKM agar mapu bersaing memproduksi produk-produk yang diminati masyarakat seperti barang-barang dari Cina, Korea dan Jepang tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan UKM agar mampu berdaya saing tinggi harus dilihat dari kondisi UKM saat ini. Daya saing ditentukan oleh kemampuan SDM untuk memproduksi kualitas barang, harga, disain, dan faktor lingkungan yang memberikan faktor kondusif agar UKM mampu bersaing secara ketat. Saingan atau kompetitor UKM di Indonesia menurut permasalahan di atas adalah maraknya produk-produk luar negeri seperti pakaian jadi baik yang baru maupun yang bekas, yang dapat mendapat respon meningkat dari masyarakat karena kualitas, harga terjangkau dan disain yang disenangi.

Untuk menimbangi produk tersebut perlu ditingkatkan kemampuan UKM agar UKM dapat atau mampu memproduksi bahan-bahan yang dibutuhkan tersebut. Dengan demikian dalam hal ini faktor internalnya antara lain Kemampuan diri untuk memproduksi kualitas barang, Total penjualan, Harga, Modal usaha, Desain, Kemampuan bersaing, Kemampuan memilih jenis usaha. Faktor Sedangkan faktor eksternal yang di duga memepengaruhi adalah: Kran impor yang harus dibatasi, Harga bahan baku, Ongkos transportasi, Jumlah pembeli,  Ongkos produksi, dan  Teknologi.

Dalam mengembangkan UKM ini juga perlu disosialisasikan pada konsumen Indonesia agar mencintai dan bangga menggunakan produk-produk sendiri, salah satunya dengan mensosialisasikan UKM pada sektor Pendidikan. Kegiatan sosialisasi itu di pandang perlu agar para pelajar dan mahasiswa memperoleh informasi tentang manfaat menggunakan produk dalam negeri secara utuh dan untuk tidak terlena dengan produk dari luar negeri serta lebih mengutamakan penggunaan produk lokal. Menurut Bpk H. Lalu Imran Maliki dalam rubik ANTARA News mengatakan bahwa banyak negara yang baru merdeka, tetapi rakyatnya sudah mampu mengangkat ekonomi negaranya. Itu semua karena memanfaatkan produk buatannya sendiri. Jadi peran tenaga pendidik pun tak kalah pentingnya untuk terus memeberikan pemahaman kepada para siswa tentang pentingnya cinta produk Indonesia.

Oleh karena itu, Potensi pengembangan pasar produk Indonesia ke Internasional masih terbuka lebar, seperti negara tetanga yaitu malaysia. Yang dibutuhkan adalah kejelian pengusaha kita dalam mencari peluang di pasar internasional tersebut. Indonesia yang kaya bahan baku berkualitas dan sumber daya manusia yang ahli di bidangnya, seperti membuat furniture dan handicraftnya banyak diminati. Dalam bidang ini Indonesia sepertinya tidak pernah kehabisan ide dan inovasi. Boleh di bilang hampir setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dalam produk furniture dan handicraftnya sesuai budaya setempat. Keragaman pada model, bentuk dan corak inilah yang dapat dijadikan nilai tambah dan dimanfaatkan sebagai daya tarik tersendiri. Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam memberdayakan UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya.

Secara singkat tentang komparasi karakteristik dasar UKM antara negara Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Filiphina, dan Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan UKM di Indonesia masih kalah bersaing dengan UKM di negara-negara lain.

Karakteristik-karakteristik dasar tersebut adalah sebagai berikut :

I. Karakteristik dasar UKM di Jepang adalah sebagai berikut :

  1. Sebagai subkontraktor yang efisien dan handal bagi perusahaan yang besar.
  2. Hasil learning process sebagai subkontraktor diperoleh kemampuan teknis dalam proses produksi
  3. Mempunyai efisiensi dan daya saing ekspor
  4. Dikembangkan IKM yang sangat efisien dan berdaya saing tinggi

II. Karakteristik dasar UKM di Korea Selatan adalah sebagai berikut :

  1. UKM dijadikan sebagai subkontraktor chaebol (konglomerat raksasa) sebagai kebijakan pemerintah
  2. Mempunyai orientasi ekspor
  3. Adanya persaingan internal

III.Karakteristik dasar UKM di Taiwan adalah sebagai berikut :

  1. Pertumbuhan UKM disebabkan oleh kebijakan finansial melalui kredit yang disalurkan
  2. Mempunyai orientasi ekspor

IV.Karakteristik dasar UKM di Filipina adalah sebagai berikut :

  1. Mempunyai export zone
  2. Mempunyai orientasi ekspor
  3. Bahan baku lokal
  4. Perubahan pola subkontrak menjadi original equipment manufacturing (OEM).
  5. Menuju industi yang high technology

V. Karakteristik dasar UKM di Indonesia adalah sebagai berikut :

  1. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
  2. Masih lemahnya struktur kemitraan dengan Usaha Besar
  3. Lemahnya quality control terhadap produk
  4. Belum ada kejelasan standardisasi produk yang sesuai dengan keinginan konsumen
  5. Kesulitan dalam akses permodalan terutama dari sumber-sumber keuangan yang formal
  6. Pengetahuan tentang ekspor masih lemah
  7. Lemahnya akses pemasaran
  8. Keterbatasan teknologi, akibatnya produktivitas rendah dan rendahnya kualitas produk
  9. Keterbatasan bahan baku
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply

XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>